PUISI : Cahaya Hijrah
Oleh : Mutiara Yunanda D*
Dalam gelap bayang
Hembusan nafas
tetap menengadah
Menemani dalam
perjalanan dunia
Gemerlap yang
begitu silau
Mengenalkan pada banyak hal baru
Cahaya
Ramadhan datang diwaktu kemarin
Aku
tak beranjak
Tetap
pada kegelapan
Bisakah
kutemui cahaya lagi pada tahun yang lain
Tanyaku waktu itu
Aku meniti langkah
Yang begitu sulit
kuterka
Aku ini akan
kemana
Hidup pada
semestaNya
Namun aku tak berlaku semestinya
Aku
terlalu kaku untuk mengenal diri
Terlalu
ingkar pada komitmen diri sendiri
Terlalu banyak menipu pada Sang Maha Pemberi
Padahal, Tuhan
begitu mencintaiku
Tapi aku selalu
menduakanNya
Tuhan begitu
menjagaku
Tapi aku selalu ingkar padaNya
Saat
ini, syariat hanya menjadi penghias diri
Perlahan
terpangkas, pupus dan hilang
Nafas
yang dulu selalu menjadi doa
Kini setiap hembusnya menjadi dosa.
Tuhan, aku harus
apa?
Gemerlap dunia...
Cukup membuatku
tersesat lebih jauh
Meninggalkan iman
dan segala nurani lama
Menjadi manusia
candala, yang melangkah menjauh dariNya
Aku harus apa, Tuhan?
Namun, pada cahaya Ramadhan tahun ini
Aku pergi dari dunia lama
Menuju dunia baru
Memang tak mudah
Tapi Tuhan maha mengetahui batas kemampuan manusia.
Dengan diam, tanpa suara, Aku melangkah pada kata yang tak mudah, Hijrah.
(*penulis merupakan peserta Lomba Cipta Karya Puisi Tema "Ramadhan" yang diselenggarakan oleh Bright Scholarship Politeknik Negeri Jember)
Komentar
Posting Komentar