NOTULENSI : Pelatihan Jurnalistik
Narasumber : M. Fauzinuddin Aziz
Jurnalistik identik dengan
kepenulisan, namun spesifiknya adalah kepenulisan perihal berita atau
informasi. Karena jurnalistik memiliki spesifik tersendiri, hal ini yang
membuatnya berbeda dengan kepenulisan lainnya. Melalui Pelatihan Jurnalistik
ini, setidaknya ada 2 poin penting yang akan kita bahas, yaitu bagaimana
memunculkan minat untuk menulis berita, dan bagaimana caranya agar bisa menulis
berita dengan baik.
Minat berhubungan dengan
keterkarikan atau kegemaran. Minat untuk menulis artinya ketertarikan seseorang
terhadap aktivitas menulis. Minat ini memiliki peran penting, karena dengan
adanya minat tersebut, maka aktivitas yang kita lakukan benar-benar dilandasi
dengan rasa senang dan enjoy. Minat untuk menulis umumnya tidak muncul begitu
saja, melainkan perlu diawali dengan langkah-langkah spesifik guna menumbuhkan
minat menulis tersebut, yakni dengan rajin membaca informasi. Rajin membaca
informasi sama saja dengan membuat rekaman informasi ke dalam memori ingatan
kita.
Setelah kita rajin membaca
informasi guna memunculkan minat untuk menulis, selanjutnya adalah mengamati
tulisan, meniru model dan cara penulisannya. Sembari meniru model dan cara
penulisannya, kita bisa melakukan modifikasi dan menyampaikan ulang dengan
bahasa kita sendiri. Teknik inilah yang disebut dengan metode ATM (amati, tiru,
dan modifikasi).
Belajar menulis ibarat belajar
naik motor. Kita tida akan bisa menaiki motor jika kita hanya mempelajari motor
secara teoritis tanpa mencobanya. Kita jadi kita hafal bagian-bagian sepeda
motor, detil dengan fungsinya, tapi jika tidak pernah mencobanya, maka kita
tidak akan pernah bisa naik motor. Oleh karena itu, untuk bisa menjadi seorang
jurnalis yang baik, kita tidak hanya ditutut memahami teori, melainkan juga
dituntut harus mau mencoba dan mempraktekkannya. Langkah paling muda adalah
dengan metode ATM (amati, tiru, dan modifikasi).
Setidaknya, ada 2 macam bentuk
tulisan, yaitu tulisan lepas dan jurnal. Tulisan lepas umumnya ditulis pada
media berita yang berfungsi menyampaikan berita atau informasi kepada pembaca.
Sedangkan tulisan jurnal adalah tulisan yang dituangkan di media akademisi.
Model tulisan lepas umumya
disampaikan dengan struktur piramida terbaik. Artinya adalah dari kondisi umum
menuju kondisi khusus atau semakin spesifik. Sedangkan mengenai bagian-bagian
yang harus dibahas adalah meliputi 5W+1H (what, who, when, where, why).
Setelah mengetahui konten yang
harus dituliskan dalam berita, selanjutnya adaah cara membuat judul tulisan.
Umumnya, judul bisa disusun setelah semua tulisan selesai dibuat. Namun, hal
itu tidak mutlak benar dan tidak mutlak salah. Justru, menulisa judul di awal
juga bagus dan sangat bermanfaat. Hal ini dimaksudkan agar tulisan lebih
terarah dan tidak melenceng dari maksud penulisnya sebagaimana tertera pada
judul yang sudah dibaut di awal.
Setelah membuat judul, kita bisa
lanjut dengan membuat sebuah tulisan. Namun, perlu diperhatikan bahwa gaya
kepenulisan di tiap-tiap media informasi memang berbeda-beda. Tulisan yang
cocok untuk Jawa Pos, bisa jadi untuk Kompas tidak cocok. Oleh sebab itu,
perbanyaklah membaca dan mengamati tulisan berita di media berita. Dengan
demikian, kita akan paham gaya bahasa yang harus digunakan sebagaimana sesuai
dengan harapan media berita. (Wahyu)
Komentar
Posting Komentar