NOTULENSI : Mencetak Jiwa Relawan Di Kampus

 Narasumber : Joko Mulyono*

    Relawan adalah seseorang yang melakukan kerja sosial tanpa pamrih karena senang mereka suka, mereka mencintai, masih belum dan seperti seseorang yang sedang kasmaran ingin ketemu, sehari bagaikan satu bulan. Sebulan bagaikan satu tahun, panggilan hati, seorang relawan tidak pernah lelah, tidak pernah menggerutu, mengomel, dan mengorbankan harta, dan waktu. Selalu senang karena merasa terpangil jiwa menolongnya. Jadi satu contoh definisi relawan kalau ada tetangga kebakaran, tidak usah dipanggil atau disuruh, pasti relawan akan datang untuk Meringankan beban saudaranya.

    Hai manusia kau mencari Allah. Allah bersama orang sakit, kesusahan, motivasi, kebakaran, miskin, kelaparan. Relawan mendapat panggilan hati secara tulus dan ikhlas serta peduli untuk meringankan beban.

Teori Fluktuasi : Konsep Urgensi

    Agen : mereka memiliki impasion / kemauan ingin berubah, kemauan yang menggelora dalam jiwa, motivasi agama, sosial, ekonomi, dorongan membantu dan menolong.

    Relawan  akan mencari sesuatu. Mereka rasionalitas (mampu). Relawan kampus intelek kalau ada banjir bandang jika terluka diberi obat merah, didapur umum. Akhirnya merepotkan apabila relawan kurang profesional dalam bidangnya.

    Sebagian Besar Relawan masih dalam golongan biasa punya rasionalitas kemampuan TRC, Reaksi Cepat, Kemampuan SARS, Kepolisian, Kesehatan Dapur Umum, Sanitator, ada kepedulian Aksi, mungkin dari dapur umumnya.

    Relawan merawat badannya setelah melakukan Logistik. Atas kemampuannya itu dia bisa mempengaruhi orang disekitar kita dan dapat menggerakkan orang lain. komunitas relawan sebagian besar berasal dari luar. Menarik Perhatian (warning), TRC, Rehabilitasi generasi dan kita harus bisa mempengaruhi orang lain disekitar kita relawan harus mampu berkomunikasi masalah terpapar mereka bahwa kita bisa mempengaruhi mereka, nuansa bagus, partisipan kecil untuk mengevaluasi mereview, relawan kampus mampu itu beberapa yang kami sampaikan. Jadi relawan juga membebani orang lain atau  membawa masalah kepada orang lain sehingga sebagai relawan kita harus bersikap konsisten, bersolidaritas, berkomitmen, memegang teguh dalam konsep instansi terfasilitasi dengan wadah yang pas dengan skill tapi akan mendukung kelengkapan dan sehingga relawan tersebut wadahnya agar diakui (valid).

PP pada assesment dan TRC

  • Terstruktur (Mitigasi) dan Non Struktur (pengetahuan, stimulasi, penelitian)
  • Kesejahteraan ada potensi apa yang dipersiapkan dan persiapan dilakukan oleh masyarakat
  • Kebutuhan Masyarakat Jalur Evakuasi
  • Mencari titik kumpul yang tepat aman dari bencana dan dekat dengan air minum
  • Siap siaga ketika malam akan kumpul dimana
  • Mitigasi memiliki arti jauhkan bencana dari masyarakat
  • Kesiapsiagaan berarti selamatkan masyarakat dari bencana
  • Penanganan Darurat
  • Keterampilan Kemampuan Dasar
  • Analisa Resiko Banjir, Gunung Meletus, Longsor

Semua itu memerlukan keterampilan kesiapsiagaan

Pertanyaan

Akbar Imawan Dwi : Bagaimana cara kita sebagai relawan menumbuhkan rasa simpati dan empati  pada orang lain sehingga orang lain juga dapat merasakan apa yang penyintas rasakan, karena dapat kita pernah ketahui pada sosial media pada lokasi bencana digunakan tempat bersua fotoria yang tentunya itu sangat tidak etis?

Penjelasan dari Bapak Joko Mulyono : Latihan simpati kalau ada orang susah jauh jauh datang hanya foto fotoan

Kepemimpinan mendahulukan anak buahnya, kalau tidak latihan ya tidak bisa.

Empati adalah nilai hati. karena orang pintar pasti membaca dan menghafal. Pintar semalam bisa dibuat. Banyak orang pintar tapi tidak benar, Jadi pilih yang benar.

  • Relawan trengganis seperti apa
  • Tanpa pamrih (Kepedulian kepada orang lain)
  • Struktur : Fisik
  • Non Struktur : Edukasi ke Masyarakat sebelum dan sesudah bencana
  • Pesan dari Bapak Joko Mulyono : Akeh sing pinter, Sitik seng bener(Rifki)

(*Pembina Relawan Universitas Jember)

Komentar

Postingan Populer