OPINI : Dilema Pupuk
Dilema Pupuk
oleh : Muhammad Farhan Umar*
Didalam dunia pertanian, pupuk menjadi salah satu komponen penting dalam budidaya suatu tanaman. Mengapa demikian? Karena pupuk merupakan suplemen bagi tanaman, didalamnya terkandung berbagai unsur penunjang tumbuh-kembang tanaman.
Dewasa ini, banyak petani khususnya di Indonesia yang telah melakukan hijrah dari sistem pertanian organik. Peralihan pada tren penggunaan bahan non-organik yang dalam hal ini ialah pupuk disinyalir merupakan dampak dari perubahan mindset para petani mengenai penggunaan pupuk anorganik yang menunjukkan hasil lebih nyata, daripada pupuk organik yang masih memerlukan waktu yang lebih lama atau dikenal dengan istilah “slow release”.
Di sisi lain, pupuk anorganik mudah untuk didapatkan karena telah banyak tersedia di kios-kios pertanian. Namun tanpa disadari, penggunaan pupuk anorganik memberikan dampak buruk terhadap tingkat kesuburan tanah. Selain itu, lingkungan sekitar lahan menjadi tercemar akibat pengaplikasian pupuk anorganik yang berlebih.
Memang dilematis memilih jenis pupuk yang akan digunakan, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Kita tidak dapat merubah total penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organik, namun kita dapat menekan dampak yang ditimbulkan. Dimulai dari penambahan pupuk kandang sesaat sebelum pengolahan lahan, hal tersebut memang tidak serta merta langsung memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat kesuburan tanah. Namun, penambahan bahan organik yang dalam hal ini ialah pupuk kandang dapat mengurangi toksinitas pada tanah akibat pengaplikasian pupuk anorganik.
(*penulis merupakan Awardee Bright Scholarship Politeknik Negeri Jember)
Komentar
Posting Komentar