Puasa Berlipat
Oleh : Nuwaila Izzatul Muttaqi*
Aspal peradaban memecat
mata
Memaknai sekantong ayat
yang katanya memucat
Adzan mengejar-ngejar
bagaskara
Sambil merayakan kota
purba
Tungku
ibu sore hari membakar keinginan
Dalil-dalil
diperanakkan, dipertayangkan
Mimpi
tigaratus limapuluh senja gugur
Bukan
lagi jual beli terbukti masyhur
Agaknya,
pintu jendala terasa terbakar
Jalan-jemalan
seperti belukar
Kaveling
pinggir sawah bersujud jua
Mengikuti
tanah basah diguyur doa
Kita
siapa?
Mengemis-ngemis
masjid digelarkan
Sudahkan
wajah terjungkir di sajadah?
Sudahkah
serapah bayi ditatakan?
Sebelum
menyaingi doktrin pemerintah
Ramadhan tahun ini
melipatgandakan puasa
Antara kecemasan dengan
kelaparan
Biarlah pemenang
menghitung keberhasilan
Merekahkan hati, tak
pandang keadaan
Komentar
Posting Komentar